23 yo | sensitive | cheerful | independent |

Tuesday, August 28, 2012

"Kalau kamu menilai itu baik, maka seharusnya kamu mempertahankannya, bukan justru melepaskannya. Dan aku, tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti kamu. Aku akan mempertahankan apapun yang menurutku baik."

Saturday, August 4, 2012

little thing called 'sweet memories'


Sabtu, 9 Juni 2012
 Aku duduk di salah satu bangku yang berjejer di Stasiun itu. entah tapi perasaanku sulit untuk dideskripsikan. Aku bahagia, gugup, lega, semuanya bercampur jadi satu. Entah mengapa namun rasanya lama sekali sampai akhirnya kamu datang. Kamu datang dengan jaket tim bola kesukaanmu. Pada saat itu, mungkin karena pengaruh lama tak bertemu, kamu terlihat sangat tampan. Senyummu dan lesung pipimu. rasanya aku ingin berlari ke arahmu dan memelukmu seperti adegan di film-film, namun aku hanya bisa duduk, terpaku, tersenyum, dan tak berkata.
Sepanjang perjalanan menuju kost mu, hanya rasa bahagia yang ada di pikiranku. Aku sudah menerka-nerka apa yang akan ku alami selama seminggu ke depan. Pasti hanya ada bahagia.
Sesampainya di kamar kost mu, jujur aku sedikit terkejut. Melihat betapa rapihnya tata letak kamar seorang lelaki yang biasanya urakan. Aku yakin kamu pasti sibuk merapikan kamar sebelum aku datang untuk menciptakan image bahwa kamu lelaki yang rapih dan bersih :p

Minggu, 10 Juni 2012
 Pantai, aku menyukai pantai sama seperti aku menyukai kamu.
Aku senang akhirnya kamu mau mengajakku ke pantai yang letaknya sangat jauh dari tempat kita berada. Aku juga tau sebenarnya kamu enggan untuk pergi ke sana. Namun bukan kamu jika tidak bisa membuatku senang. Meski sepanjang jalan hanya bisu yang terdengar, namun tak ada yang bisa menggambarkan bahagianya aku yang saat itu duduk dibelakangmu. Bahkan melihat bajumu saja aku sulit percaya, bahwa itu kamu, bahwa aku sedang bersamamu.
Desiran ombak memang tak dapat memecah kita yang masih saja kaku. Entah harus berkata apa. Ingin rasanya aku mengajakmu berlarian di antara air yang jernih.  Ah, tapi terik matahari menghalangiku, aku tau kamu juga pasti tak mau.
Sampai matahari pun mulai malu menampakkan dirinya, akhirnya dingin diantara kita pecah, digantikan oleh dingin angin pantai yang mulai bertiup. Aku berharap, suatu saat aku akan kembali, mengenang kamu, mengenang kita.

Senin, 11 Juni 2012
 Tidak ada yang spesial.

Selasa, 12 juni 2012
 Hari itu, bahagia kembali. Senang rasanya saat kamu mengajakku untuk melihatmu bermain olahraga itu. Sejak dulu ini yang ku tunggu-tunggu. Ah, apa mungkin kamu memang sehebat itu, aku tidak percaya. Sampai aku menyaksikannya sendiri. Hal lain, jujur saja, aku bingung bukan main saat aku menjadi satu-satunya orang asing di tempat itu, tapi…ada secuil rasa senang dalam hatiku karena kamu mau membawaku masuk ke dalam lingkunganmu. Bila kamu bukan seseorang yang spesial mungkin aku sudah jengah dan memilih untuk pulang, tapi tidak sama sekali. Aku bahagia bisa menemanimu. Dan makan malam di restoran cepat saji itu menjadi hidangan penutup yang manis untuk selasa yang sangat indah.

Rabu, 13 Juni 2012
Kita tidak bertemu, dan rasanya aneh. 4 hari aku terus melihat senyummu, dan hari itu tidak ada, aneh. Dan takut, aku takut bagaimana nanti jika aku pulang ?

Kamis, 14 Juni 2012
Malioboro. Terima kasih untuk secangkir wedang ronde yang kamu belikan untukku. Namun rasanya, wedang ronde itu tidak sehangat kasih sayangmu :p
Berjalan-jalan di malioboro adalah hal yang sangat aku sukai sejak dulu. Dan tak pernah terlintas dalam benakku bahwa aku akan menikmati malam di malioboro bersama seseorang yang sangat aku cintai. Meskipun sama sekali tak ada adegan menggandeng tangan, tertawa-tertawa atau hal manis lainnya. bahkan aku masih ingat, kamu cenderung berjalan mendahuluiku. Mungkin bila aku diculik kamu tidak akan tau. Tapi, itulah kamu, kamu adalah apa adanya kamu, dan aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Dan lagi, kita hanya duduk diam tanpa kata. Mungkin bisa ku hitung dengan jariku berapa kali kita berbicara.

Aku tak pernah tau, apa yang akan terjadi besok, lusa, atau ‘sebulan’ setelah hari ini…

Jumat, 15 Juni 2012
Hari yang penuh dengan canda tawa. Pergi ke salah satu mall di Jogja dan aku memintamu untuk pergi ke café kesukaanku. Aku tidak ingat apa saja yang kita bicarakan, aku hanya ingat kita saling memotret. Lebih tepatnya, aku yang selalu memotret kamu dan kamu tidak pernah protes akan itu. Dan bintang-bintang yang bertaburan saat kita dijalan pulang, seolah ikut tersenyum melihat kita yang penuh bahagia dan canda.

Sabtu, 16 Juni 2012
Malam terakhir sebelum aku kembali. Aku tau kamu pun sebenarnya punya urusan yang harus diselesaikan. Ada perasaan tidak enak namun aku tidak bisa berbohong bahwa aku bahagia saat kamu memilih untuk bersamaku menghabiskan malam minggu itu. Aku juga senang saat kamu memilih untuk mengalah dengan pergi ke restoran pazta yang sebenarnya tidak begitu kamu suka. Dan aku ingat, kamu kesal karena aku menekuk topi kesayanganmu. Konyol. Ya, kamu konyol :p
Kamu ingin selalu membuatku tersenyum. Setidaknya aku mulai percaya akan hal itu. Karena satu hal lagi, kamu bersedia membuatkanku sketsa, sekalipun bukan diriku, aku hanya senang saat melihatmu menggerakkan tangan dan mulai menggoreskan tinta di kertas, melihat itu saja aku bahagia.

Minggu, 17 Juni 2012
Saat itu akhirnya tiba. Saat kita harus kembali terpisah oleh ratusan kilometer yang membentang. Saat hanya media elektronik yang dapat menghubungkan aku denganmu.
Saat hamparan sawah terlihat di jendela kereta, sesuatu datang membuatku tersenyum, pesan dari kamu.
“…mkaasiiih banyaakk atas smua pngorbanan, usaha dan syang kmu ke aku. Aku blom bsa bales smua itu. suatu saat aku akan bales. Hehe. Aku mau makan, minum obat dlu. Salam buat mapamba. Mksh smuanya ya. Aku syg km selalu. :*. Hti2 dijalan. Jaga barangnya. Maaf klo aku mukanya sering ga enak. Haha. Fotonya kirim ntar ya. You are the special one.”

And it’s me, an ordinary human who never knows what will happen in my life.