23 yo | sensitive | cheerful | independent |

Monday, December 26, 2011

untitled

“Manusia diciptakan tidak seperti Tuhannya, manusia tak bisa sesabar Dia. Manusia hanyalah makhluk yang bahagia saat merasakan kebersamaan dan menangis saat menemui perpisahan”

Ketika kita tak mampu lagi bersama, maka tersenyumlah. Bukan karena bahagia, tapi karena bersyukur Tuhan telah memberikan kita kesempatan untuk saling mengenal. Dia telah mengizinkan kita untuk merasakan apa itu cinta, berbagi, dan menerima apa adanya. Kita tak benar berpisah, hanya keadaannya saja yang kan berbeda. Cinta sebenarnya itu abadi. Aku belajar sesuatu dari semua ini. Cinta sebenarnya itu bukan hanya sekedar kata “aku cinta kamu” atau sekedar memberikan kecupan sayang di kening. Cinta itu tak tahu saat kita bertanya pada diri kita sendiri “mengapa aku mencintainya?”. Setidaknya, sejauh ini, itulah definisi cinta sebenarnya menurutku. Bukan cinta sejati, tapi cinta sebenarnya”