Sabtu, 9 Juni 2012
Aku duduk di salah satu bangku yang berjejer di Stasiun
itu. entah tapi perasaanku sulit untuk dideskripsikan. Aku bahagia, gugup,
lega, semuanya bercampur jadi satu. Entah mengapa namun rasanya lama sekali
sampai akhirnya kamu datang. Kamu datang dengan jaket tim bola kesukaanmu. Pada
saat itu, mungkin karena pengaruh lama tak bertemu, kamu terlihat sangat
tampan. Senyummu dan lesung pipimu. rasanya aku ingin berlari ke arahmu dan memelukmu seperti adegan di film-film,
namun aku hanya bisa duduk, terpaku, tersenyum, dan tak berkata.
Sepanjang perjalanan menuju kost mu, hanya rasa bahagia
yang ada di pikiranku. Aku sudah menerka-nerka apa yang akan ku alami selama
seminggu ke depan. Pasti hanya ada bahagia.
Sesampainya di kamar kost
mu, jujur aku sedikit terkejut. Melihat betapa rapihnya tata letak kamar
seorang lelaki yang biasanya urakan. Aku yakin kamu pasti sibuk merapikan kamar
sebelum aku datang untuk menciptakan image bahwa kamu lelaki yang rapih dan
bersih :p
Minggu, 10 Juni 2012
Pantai, aku menyukai pantai sama seperti aku menyukai
kamu.
Aku senang akhirnya kamu mau mengajakku ke pantai yang
letaknya sangat jauh dari tempat kita berada. Aku juga tau sebenarnya kamu
enggan untuk pergi ke sana. Namun bukan kamu jika tidak bisa membuatku senang. Meski
sepanjang jalan hanya bisu yang terdengar, namun tak ada yang bisa
menggambarkan bahagianya aku yang saat itu duduk dibelakangmu. Bahkan melihat
bajumu saja aku sulit percaya, bahwa itu kamu, bahwa aku sedang bersamamu.
Desiran ombak memang tak dapat memecah kita yang masih
saja kaku. Entah harus berkata apa. Ingin rasanya aku mengajakmu berlarian di
antara air yang jernih. Ah, tapi terik
matahari menghalangiku, aku tau kamu juga pasti tak mau.
Sampai matahari pun mulai
malu menampakkan dirinya, akhirnya dingin diantara kita pecah, digantikan oleh
dingin angin pantai yang mulai bertiup. Aku berharap, suatu saat aku akan
kembali, mengenang kamu, mengenang kita.
Senin, 11 Juni 2012
Tidak ada yang spesial.
Selasa, 12 juni 2012
Hari itu, bahagia kembali. Senang
rasanya saat kamu mengajakku untuk melihatmu bermain olahraga itu. Sejak dulu
ini yang ku tunggu-tunggu. Ah, apa mungkin kamu memang sehebat itu, aku tidak
percaya. Sampai aku menyaksikannya sendiri. Hal lain, jujur saja, aku bingung
bukan main saat aku menjadi satu-satunya orang asing di tempat itu, tapi…ada
secuil rasa senang dalam hatiku karena kamu mau membawaku masuk ke dalam
lingkunganmu. Bila kamu bukan seseorang yang spesial mungkin aku sudah jengah
dan memilih untuk pulang, tapi tidak sama sekali. Aku bahagia bisa menemanimu.
Dan makan malam di restoran cepat saji itu menjadi hidangan penutup yang manis
untuk selasa yang sangat indah.
Rabu, 13 Juni 2012
Kita tidak bertemu, dan rasanya
aneh. 4 hari aku terus melihat senyummu, dan hari itu tidak ada, aneh. Dan takut,
aku takut bagaimana nanti jika aku pulang ?
Kamis, 14 Juni 2012
Malioboro. Terima kasih untuk secangkir wedang ronde
yang kamu belikan untukku. Namun rasanya, wedang ronde itu tidak sehangat kasih
sayangmu :p
Berjalan-jalan di malioboro adalah hal yang sangat aku
sukai sejak dulu. Dan tak pernah terlintas dalam benakku bahwa aku akan
menikmati malam di malioboro bersama seseorang yang sangat aku cintai. Meskipun
sama sekali tak ada adegan menggandeng tangan, tertawa-tertawa atau hal manis
lainnya. bahkan aku masih ingat, kamu cenderung berjalan mendahuluiku. Mungkin bila
aku diculik kamu tidak akan tau. Tapi, itulah kamu, kamu adalah apa adanya
kamu, dan aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Dan lagi, kita hanya duduk
diam tanpa kata. Mungkin bisa ku hitung dengan jariku berapa kali kita
berbicara.
Aku tak pernah tau, apa
yang akan terjadi besok, lusa, atau ‘sebulan’ setelah hari ini…
Jumat, 15 Juni 2012
Hari yang penuh dengan
canda tawa. Pergi ke salah satu mall di Jogja dan aku memintamu untuk pergi ke café
kesukaanku. Aku tidak ingat apa saja yang kita bicarakan, aku hanya ingat kita
saling memotret. Lebih tepatnya, aku yang selalu memotret kamu dan kamu tidak
pernah protes akan itu. Dan bintang-bintang yang bertaburan saat kita dijalan
pulang, seolah ikut tersenyum melihat kita yang penuh bahagia dan canda.
Sabtu, 16 Juni 2012
Malam terakhir sebelum aku kembali. Aku tau kamu pun
sebenarnya punya urusan yang harus diselesaikan. Ada perasaan tidak enak namun
aku tidak bisa berbohong bahwa aku bahagia saat kamu memilih untuk bersamaku
menghabiskan malam minggu itu. Aku juga senang saat kamu memilih untuk mengalah
dengan pergi ke restoran pazta yang sebenarnya tidak begitu kamu suka. Dan aku
ingat, kamu kesal karena aku menekuk topi kesayanganmu. Konyol. Ya, kamu konyol
:p
Kamu ingin selalu membuatku
tersenyum. Setidaknya aku mulai percaya akan hal itu. Karena satu hal lagi,
kamu bersedia membuatkanku sketsa, sekalipun bukan diriku, aku hanya senang
saat melihatmu menggerakkan tangan dan mulai menggoreskan tinta di kertas,
melihat itu saja aku bahagia.
Minggu, 17 Juni 2012
Saat itu akhirnya tiba. Saat kita harus kembali terpisah
oleh ratusan kilometer yang membentang. Saat hanya media elektronik yang dapat
menghubungkan aku denganmu.
Saat hamparan sawah terlihat di jendela kereta, sesuatu
datang membuatku tersenyum, pesan dari kamu.
“…mkaasiiih
banyaakk atas smua pngorbanan, usaha dan syang kmu ke aku. Aku blom bsa bales
smua itu. suatu saat aku akan bales. Hehe. Aku mau makan, minum obat dlu. Salam
buat mapamba. Mksh smuanya ya. Aku syg km selalu. :*. Hti2 dijalan. Jaga barangnya.
Maaf klo aku mukanya sering ga enak. Haha. Fotonya kirim ntar ya. You are the
special one.”
And
it’s me, an ordinary human who never knows what will happen in my life.